Wisata Rohani di Cap Dua Merpati
Lantunan tilawah ayat suci diterdengar jelas malam itu dari sebuah masjid. Selepas bada isya, hujan cukup lebat, menembus jalanan dari Vinylchick setelah tak sengaja melihat Mas Denny Miller (Miller Record) open deck disana. Aku diajak seorang teman lama, sesama fotografer musik, yang dulu bertemu di festival musik di Malang, ke sebuah tempat kopi dibilangan Wiyung, Surabaya. Cap dua Merpati namanya.

Ruang tamu yang hangat, ada dua orang saat itu sedang ada di dalam, tentu yang satu sang punya rumah, dan satunya lagi teman roaster yang sedang bertamu. Saya dan teman masuk bersalaman dan saling mengenalkan diri, ada Mas Wahyu sang punya rumah dan Faiz, seorang roaster dari Mood Maker. Dan aku mulai duduk depan meja seduh dengan daftar menu kopi yang telah tertulis. Terlihat terdapat kue rangi juga ada disana untuk menemani nanti.
Mas Wahyu mulai menyeduh kopi yang telah aku sebut. Obrolan mulai mengalir, tetapi playlist lagu harus diganti, katanya tidak cocok momentnya kalo lagunya begitu. Lalu kopi sudah disajikan. Aku memilih beans Geisha Finca La Esperanza dari line up source-nya Lohas Beans. Cukup nostalgic selang beberapa minggu setelah ikut cupping bareng Lohas dan Catur Coffee Company di Ubud. Dan aku dapat segelas Geisha seharga 25K untuk aku nikmati bersama kue rangi.
Line up beans di Cap Dua Merpati yang bisa kamu nikmati baik lokal maupun inter-lokal semua di roasting Mas Wahyu sendiri. Harga? Aku pikir kamu bisa menikmati kopi berkali kali sekali datang, nikmatin.

Dari band — band-an sampai berdiri depan meja bar untuk nyeduh kopi, setidaknya dia lulus dengan merilis satu album sebelum akhirnya sekarang menyangrai dan menyeduh kopi. Itu intisari obrolan kami malam itu. Obrolan lainnya banyak seputar kopi, roasting, project colabs yang sedang dilakukan, kultur kopi surabaya. Isi obrolan saat itu cukup di intisarikan saja, sampai waktu menujukan pukul 9.30 WIB. Mas Wahyu bisa saja meladeni orang-orang yang datang sampai jam 2 pagi, tapi aku cukupkan untuk nanti balik lagi kesana.
Jika ingin berkunjung dan bertamu menikmati seduhan Mas Wahyu di Cap Dua Merpati, sebaiknya tengok dan kabarin dahulu lewat instagram. Mas Wahyu akan mengabari jam dan kirim alamat menuju kesana. Pilihan yang lain menurutku untuk kita bisa kunjungi buat ngopi di Surabaya. Kamu bisa dapatkan kesannya dan belum tentu didapat dari tempat kopi lainnya.
Kembali lagi, wisata rohani sambil ngopi, ini yang ingin aku bilang dari awal. Berkunjung ke cap dua merpati aku ibaratkan seperti itu, secara harfiah merujuk pada rumah mas Wahyu yang dekat dengan pemakaman dan masjid, kamu akan menemukan moment ini. Tetapi lebih dari itu, konteks obrolan didalamnya, suasana, kopi yang diseduh, dan kue rangi yang menemani, itu masuk bagaimana rohani kita terpenuhi dengan hal tersebut.
Menyapa Cap Dua Merpati di Ruang Tamunya
*foto doc/arsip Cap Dua Merpati