Hadi di ruang komunitas kopi di Bandung

insan kamil
3 min readDec 25, 2024

--

Bandung dan selalu insidental, setiap kali ke Bandung merasa dihadirkan ruang - ruang untuk bertemu di acara yang dibuat temen-temen kopi, dan selalu ada alasan "Mumpung di Bandung". Kali ini pun begitu, bagaimana bisa hadir di Collective Cupping dan Bandung Coffee Exchange. Menyenangkan hadir disetiap acara mereka.

Ya, mumpung di Bandung, dengan akses ruang, program, komunitas, dan informasi baru tentang kopi. Hal - hal itu yang aku cari, karena keterbatasan yang ada di Bali. Aku harap bisa menghadirkannya juga di Bali.

Public Cupping jadi salah satu yang sering didatengin kalau waktunya memang pas. Bandung punya Collective Cupping yang sedia menyelenggarakan. Kali ini bersama Halla Coffee, didukung Collective Cupping, dan Bandung Coffee Exchange menghadirkan beberapa kopi yang dibawa oleh Coffee Trade Factory dan Catur Coffee Company. Beberapa line up Best Of Panama (BOP), Ethiopia dan Colombia dihadirkan. Begitupun dengan line up koleksi Catur dari seri Kemala Brazil Dettera, Panama CCD, sampai Bumi Karangan dan Senja Malino.
Yang menarik perhatian di Cupping kali ini dari BOP jatuh pada Elida Vuelta dan GN Bambito, lalu di lain cup Honduras Sherry Wisky jadi yang paling kentara dari segi flavour yang pernah aku coba, like a creamy Bailey, chocolate candy cream. Di line up terbaru Catur aku menandai Panama CCD Chilled Cherry, Senja Malino, dan Bumi Karangan patut dicoba.

Aku suka public cupping, jadi salah satu bentuk acara komunal yang bisa dihadiri siapapun yang ingin mencicipi kopi. Ini bisa jadi bentuk acara publik yang berkala dilakukan untuk penikmat kopi ataupun kita di industri kopi.

Hadir di ruang - ruang bertukar pengetahuan

Selain Cupping tadi ternyata dihari berikutnya Bandung Coffee Exchange punya acara diskusi dan paparan dengan tajuk "The Wrapping Up Indonesia’s Coffee Value Chain". Di moderatori oleh Kang Andi Widjaya menemani Pak Angga Dwiartama dari SITH ITB. Bahasan ini adalah rangkaian akhir dari program dan pembahasan yang telah dilakukan BCE selama tahun 2024 ini.

Berbeda dengan Supply Chain, Value Chain membahas tentang nilai tambah dalam industri sebuah komoditas dalam hal ini kopi salah satunya.

Setiap stage atau tahapan panjang chain dalam industri kopi memiliki peran dan memberi nilai tambah terhadap kopi. Dari petani nilai kualitas bahan cerry kopi yang baik akan berpindah ke tahap pasca panen oleh processor yang akan berperan memberi nilai tambah proses yang mereka kerjakan, lalu kopi ini akan berpindah ke tahapan roastery yang akan memberi nilai tambah dan nilai guna dari green beans menjadi roast beans sehingga menjadi barang setengah jadi, lalu tahapan selanjutnya mulai berpindah ke hilir dimana kopi hadir di kedai atau Coffee shop, barang setengah jadi tadi diproses menjadi barang jadi yaitu minuman kopi dan sampai ke tangan penikmat kopi.

Tahapan panjang ini kenyataanya timpang secara nilai ekonomis dan nilai sosial. Dalam tulisan pengantar diskusi "Mengurai Rantai Nilai Kopi di Indonesia" (Ratna Yuriasari). dikutip dari tulisannya "Paradoks industri kopi sebenarnya sudah dimulai sejak panjangnya rantai nilai di hulu, di mana nilai material (seperti: warna, ukuran, dan kualitas buah) telah terbagi ke beberapa pihak. Paradoks ini semakin mencolok ketika kopi sudah menjadi produk minuman di hilir, nilai material yang awalnya terkait kualitas kopi dari petani bertransformasi menjadi nilai simbolik yang dihargai konsumen".
Paparan dan diskusi ini sampai tiga jam, menarik sekali bisa hadir mendengar dan meresap apa yang disampaikan. Bagiku ini penting, bagaimana hal seperti ini ruang diskusi dan paparan riset dan pengetahuan perlu hadir di tengah jalannya bisnis dan industri kopi, karena pada akhirnya ini tentang nilai ekonomi dan sosial yang tidak bisa dilepaskan dari kopi itu sendiri.

Senang melihat bagaimana pelaku usaha (dari hulu ke hilir), pegiat kopi (barista roaster, home brewer) , akademisi, periset, penulis, dan lainnya duduk bareng dan mewacanakan sebuah isu.

Lalu akses dan ketersediaan ruang atau acara seperti ini di Bandung mudah untuk dibuat dan dihadirkan, karena pegiat, pelaku dan penikmat kopi merasa perlu dan membutuhkan.

Kembali ke Bali membawa banyak hal ini, rasanya ingin juga di Bali setidaknya ada bahasan dan ruang seperti ini. Semoga bisa menghadirkan atau ayoo kita buat bersama.

Terima kasih Bandung, banyak bawa oleh -oleh pengetahuan buat dibawa ke Bali.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

insan kamil
insan kamil

Written by insan kamil

Based in Bali | Belajar menulis

No responses yet

Write a response