Pameran Berteman Kertas di Artotel Sanur

insan kamil
3 min readMar 9, 2021

--

Pameran seni bertajuk ‘Berteman Kertas’ digelar di Artotel Sanur, jalan Kusuma Sari no 1. Sanur, Bali. Pameran ini merupakan kolaborasi dua orang seniman rupa yakni. Ngakan Putu Agus Arta Wijaya (Npaaw) dan Monez Gusmang (Monez). Dua seniman ini memamerkan 16 karya, masing-masing 10 karya Npaaw dan 6 karya Monez.

Dalam tulisan pengantar yang ditulis oleh I Gede Jaya Putra memberikan pandangan atas terwujudnya pameran ini, bahwa banyak persepsi yang hadir pada saat berhadapan dengan selembar kertas putih kosong. Namun Adakah yang berpikir bahwa lembar putih kosong Itu adalah sebuah awal yang baik untuk melakukan sebuah hubungan ibarat sebuah pertemanan, berkawan, yang bukan hanya persoalan suka dan mampu memahami kedukannya. Sekiranya berteman dengan kertas adalah salah satu solusi yang baik yang dapat dilakukan saat kita ingin memahami apa itu kehidupan.

Kertas sebagai medium mereka berdua yakini sebagai tempat untuk bertemu dan berhubungan satu sama lain yang lalu berproses menjadi karya.

Karya-karya Monez tertuang dalam media kertas dengan goresan chorcoal. Keunikannya terlihat pada sentuhan goresan yang lepas, tidak terikat oleh kekakuan yang mana garis itu menentukan bentuknya sendiri. Proses manual ini diyakini menjadi salah satu meditasi bagi Monez. Dia mencoba memperlihatkan bagaimana bentuk-bentuk sesuatu yang ‘nir’ bagi dia. Hal tersebut dapatkan dari hasil buah pemikiran dari apa yang dia pahami dari kecil hingga kini, yaitu apa yang disebut “tonye” (di Bali dipahami sebagai makhluk tak terlihat). Hal itu dijadikan satu kenyataan baru dengan berbagai ekspresi yang menemani kehadirannya, banyak pula apresian yang menyatakan monster itu sebagai ciri khas Monez.

Npaaw mencoba memperlihatkan sebuah detail dan ketelitian dalam memproses kertas menjadi sebuah karya. I Gede Jaya Putra menyebut Npaaw sebagai seorang yang dia kenal “Konyol”. Kata itu menjadi relasi dalam memahami alur Karya, metode penciptaannya bahkan sosoknya. lebih dalam lagi Gede menjelaskan, dengan berbekal kekonyolan itu Npaaw berhasil menggali potensi terdalamnya, tidak hanya mempersoalkan ukuran sebuah objek atau subjek matter dalam kekaryaannya, melainkan kini dia sudah mampu melihat persoalan “Nir” yang dapat hadir di dalam sebuah karya.

Npaaw memperlihatkan detail-detail karyanya dengan menggunakan teknik Cutting dan Embos pada kertas. Npaaw melihat teknik cutting ini sebagai persoalan kedalaman, yang mana jika direpresentasikan sebagai sebuah ruang niskala yang tak terlihat, namun diyakini ada.

Benang merah yang coba mereka hadirkan dari sesuatu yang “nir” ini menjadi suatu “ada” dan “hadir” disetiap karya mereka. Karya Monez dan Npaaw menuntun kita melihat Bali dengan perspektif yang berbeda dari mereka berdua rasakan, kesadaran Monez dengan kedekatan menjadikan monster-monster sebagai sosok Niskala yang bisa diinterpretasi sebagai sebuah situasi menakutkan, layaknya situasi yang sedang berlangsung hingga kini. Ketakutan kita akan situasi kini (pandemi) seakan tersirat melalui pengambaran sosok yang tak terlihat olehnya, seperti persepsi akan monster. Ditambahkan oleh Gede menangkap perspektif Npaaw. mencoba menyadarkan kita akan pentingnya “Desa kala Patra” yakni tempat, waktu, dan kondisi/keadaan, terkait dengan ruang ciptaan Npaaw, untuk ruang di mana Kita berdiri, agar kita bisa memahami hubungan yang ada di sekitar kita.

Pameran ‘Berteman Kertas’ diselenggarakan dari 10 Februari 2021 sampai tanggal 10 Maret 2021. (insankamil)

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

insan kamil
insan kamil

Written by insan kamil

Based in Bali | Belajar menulis

No responses yet

Write a response